MASALAH SOSIAL PENGEMIS MUSIMAN



Mata Kuliah  :  Ilmu Sosial Dasar
Dosen : Muhammad Burhan Amin

Topik Makalah/Tulisan

MASALAH SOSIAL PENGEMIS MUSIMAN

 



Kelas  :  1-KA28

Tanggal Penyerahan Makalah : 25 November 2013
Tanggal Upload Makalah  :  26 November 2013


 


P E R N Y A T A A N

Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.

Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.




P e n y u s u n



N P M
Nama Lengkap
Tanda Tangan
12113029
Danu Agus Sulistyo





Program Sarjana Sistem Informasi


UNIVERSITAS GUNADARMA


KATA PENGANTAR



Assalamualaikum wr.wb
            Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis membahas mengenai "Masalah Sosial Pengemis Musiman".

            Sebelumnya penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Muhammad Burhan Amin selaku dosen mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Dalam makalah ini penulis menyajikan tentang permasalahan yang banyak dialami oleh kota-kota besar dibanyak daerah yaitu maraknya pengemis musiman.

            Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. 













Jakarta, November 2013 




Penulis



BAB I

PENDAHULUAN

1.1.   LATAR BELAKANG
Kota Jakarta dan kota-kota lainnya di Indonesia tumbuh secara baik dan bahkan menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. Salah satu persoalan yang muncul adalah kesenjangan atau ketimpangan yang semakin besar dalam pembagian pendapatan antara berbagai golongan. Ini berarti juga bahwa pertumbuhan ekonomi yang pesat belum berhasil untuk menanggulangi masalah kemiskinan, seperti pengangguran dan masalah sosial-ekonomi lainnya, seperti gelandangan dan pengemis.           
Tetapi, arus urbanisasi, khususnya yang menuju Kota Jakarta dan kota-kota besar lainnya semakin menalami peningkatan yang cukup besar seiring dengan pertumbuhan ekonomi regional. Hal ini jelas terlihat pada saat Bulan Ramadhan yang seharusnya diisi dengan memperbanyak ibadah wajib maupun sunah, malah ternodai oleh hal-hal yang mengurangi pahala ibadah itu sendiri. Orang melakukan kegiatan dengan memanfaatkan ibadah yang dilakukan orang lain. Apalagi banyak orang yang berpikiran bahwa bulan Ramadhan harus banyak beramal dan bersedekah. Kata-kata inilah yang dimanfaatkan para pengemis itu untuk mencari uang sebanyak-banyaknya. Bahwa di bulan Ramadhan ini pasti akan mendapatkan uang banyak karena orang akan banyak bersedekah. Jadi kalau mereka mengemis yang keluar dari mulut mereka bukan minta uang untuk beli nasi tapi minta sedekah.
Dan menjelang Hari Raya Idul Fitri ini jumlah pengemis semakin meningkat. Mereka tersebar dimana-mana. Apalagi di kota-kota besar. Hampir di setiap sudut kota mejeng beberapa pengemis di lampu merah. Dengan berbagai ragam bentuk dan model. Kota Jakarta yang sebagai Ibukota Negara Indonesia menjadi daerah yang “subur” bagi penduduk yang berharap mendapatkan penghasilan lebih dengan cara mengemis.
 


1.2.   TUJUAN PENGEMIS MUSIMAN

Tujuan pengemis musiman pada dasarnya adalah untuk mendapatkan penghasilan demi mencukupi kebutukan pokok sehari-hari, tantangan, hambatan, dan gangguan (AHTG) sudah menjadi hal yang biasa mereka hadapi. Jadi mereka memeanfaatkan datangnya bulan Ramadhan demi menjamin kelangsungan hidup atau survival hidup dengan cara menjadi pengemis. Oleh karena itu, sekarang yang dibutuhkan adalah bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi masalah sosial yang sudah menjadi langganan tiap tahunnya yaitu banyaknya pengemis musiman yang ada di kota-kota besar di Indonesia.


1.3.   SASARAN PENGEMIS MUSIMAN

Hal yang menjadi sasaran dari pengemis musiman adalah kota-kota besar yang memimiliki tingkat ekonomi lebih besar dari pada kota-kota sekitar. Pengemis musiman tersebut mengharapkan pendapatan yang besar tanpa harus bekerja susah payah. Pada bulan Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri, biasanya banyak didapati tempat-tempat peribadatan dipenuhi dengan para pengemis yang meminta-minta kepada para jemaat yang sedang menjalani ibadah di bulan suci. Karena para pengemis beranggapan bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah, dan orang-orang akan berlomba-lomba untuk beramal.



BAB II
PERMASALAHAN

2.1.   KEKUATAN PENGEMIS MUSIMAN
Pengemis musiman semakin meningkat jumlahnya setiap tahun karena adanya dorongan baik dari dalam maupun luar individu tersebut. Berikut beberapa contohnya:
A.    Keinginan untuk mendapatkan penghasilan lebih demi mencukupi kebutuhan pokok.
B.          Tergiur mendapatkan penghasilan yang besar tanpa harus bekerja susah payah.
C.      Adanya ajakan dari beberapa pihak yang memanfaatkan mereka sebagai ladang untuk mencari dana.
D.        Masih banyaknya masyarakat yang belum mengetahui larangan untuk bersedekah kepada pengemis musiman dari pemerintah.

2.2.   KELEMAHAN PENGEMIS MUSIMAN
Karena semakin banyaknya jumlah pengemis musiman yang datang ke kota-kota besar di Indonesia. Di khawatikan akan menimbulkan dampak negatif di kota-kota besar tersebut. Berikut beberapa dampak negatif dari pengemis musiman:
A.        Terjadinya kriminalitas diberbagai daerah terlebih kota-kota besar.
B.       Menggangu ketentraman masyarakat yang sedang menjalani ibadah di bulan suci.
C.      Terbebaninya pemerintah di kota-kota besar dengan masalah-masalah yang disebabkan oleh pengemis musiman tersebut.
D.     Kurangnya pengawasan dari pemerintah kota asal pengemis tersebut, dan akan membuat pengemis tersebut menjadi malas untuk bekerja.

2.1.   PELUANG PENGEMIS MUSIMAN
Datangnya bulan Ramadhan berpeluang besar terhadap para pengemis musiman. Karena para pengemis musiman dengan sengaja menjadi pengemis dan mengemis di tempat-tempat ibadah, demi mengharapkan sedekah yan gakan diberikan oleh masyarakat yang sedang menjalani ibadah di bulan suci ataupun mengharapkan sumbangan yang diberikan oleh pihak masjid. Hal itu terjadi karena:
A.           Penghasilan yang didapat jauh lebih besar dari kota asal.
B.            Banyaknya teman masyarakat dari kota asal yang sama menjadi pengemis musiman.
C.            Mengharpkan pemberian sumbangan dan sedekah dari masjid dan jamaah.
D.           Dapat mencukupi kebutuhan pokok keluarga.

2.2.   TANTANGAN PENGEMIS MUSIMAN
Permasalahan besar yang dihadapi bagi kota-kota besar adalah gangguan atau ancaman yang datang dari berbagai pihak, baik pihak internal maupun pihak eksternal yang ingin manggangu dalam proses mengurangi jumlah pengemis musiman. Permasalahan yang dapat terjadi antara lain adalah:
A.           Perpecahan dan konflik yang terjadi antara pengemis yang sudah menetap dengan pengemis musiman.
B.            Relatif minimnya pengawasan pemerintah terhadap warga asing  yang masuk.
C.            Meningkatnya tingkat kriminalitas yang dapat menggangu masyarakat dalam beribadah..
D.           Harus kucing-kucingan dengan petugas penertiban yang ada.




2.1.   PELUANG PENGEMIS MUSIMAN

Datangnya bulan Ramadhan berpeluang besar terhadap para pengemis musiman. Karena para pengemis musiman dengan sengaja menjadi pengemis dan mengemis di tempat-tempat ibadah, demi mengharapkan sedekah yan gakan diberikan oleh masyarakat yang sedang menjalani ibadah di bulan suci ataupun mengharapkan sumbangan yang diberikan oleh pihak masjid. Hal itu terjadi karena:
A.           Penghasilan yang didapat jauh lebih besar dari kota asal.
B.            Banyaknya teman masyarakat dari kota asal yang sama menjadi pengemis musiman.
C.            Mengharpkan pemberian sumbangan dan sedekah dari masjid dan jamaah.
D.           Dapat mencukupi kebutuhan pokok keluarga.

2.2.   TANTANGAN PENGEMIS MUSIMAN
Permasalahan besar yang dihadapi bagi kota-kota besar adalah gangguan atau ancaman yang datang dari berbagai pihak, baik pihak internal maupun pihak eksternal yang ingin manggangu dalam proses mengurangi jumlah pengemis musiman. Permasalahan yang dapat terjadi antara lain adalah:
A.   Perpecahan dan konflik yang terjadi antara pengemis yang sudah menetap dengan pengemis musiman.
B.       Relatif minimnya pengawasan pemerintah terhadap warga asing  yang masuk.
C.     Meningkatnya tingkat kriminalitas yang dapat menggangu masyarakat dalam beribadah..
D.       Harus kucing-kucingan dengan petugas penertiban yang ada.
 


BAB 3
PENUTUP

3.1.   KESIMPULAN
Menjelang Hari Raya Idul Fitri ini jumlah pengemis semakin meningkat. Mereka tersebar dimana-mana. Apalagi di kota-kota besar. Hampir di setiap sudut kota mejeng beberapa pengemis di lampu merah. Dengan berbagai ragam bentuk dan model. Kota Jakarta yang sebagai Ibukota Negara Indonesia menjadi daerah yang “subur” bagi penduduk yang berharap mendapatkan penghasilan lebih dengan cara mengemis. Tujuan pengemis musiman pada dasarnya adalah untuk mendapatkan penghasilan demi mencukupi kebutukan pokok sehari-hari, tantangan, hambatan, dan gangguan (AHTG) sudah menjadi hal yang biasa mereka hadapi.
Hal yang menjadi sasaran dari pengemis musiman adalah kota-kota besar yang memimiliki tingkat ekonomi lebih besar dari pada kota-kota sekitar. Pengemis musiman tersebut mengharapkan pendapatan yang besar tanpa harus bekerja susah payah. Pengemis musiman semakin meningkat jumlahnya setiap tahun karena adanya dorongan baik dari dalam maupun luar individu tersebut. Karena semakin banyaknya jumlah pengemis musiman yang datang ke kota-kota besar di Indonesia. Di khawatikan akan menimbulkan dampak negatif di kota-kota besar tersebut. Berikut kesimpulan dari permasalahan pengemis musiman yang ada :
A.           Keinginan untuk mendapatkan penghasilan lebih demi mencukupi kebutuhan pokok.
B.            Menggangu ketentraman masyarakat yang sedang menjalani ibadah di bulan suci Ramadhan.
C.            Penghasilan yang didapat jauh lebih besar dari kota asal.
D.           Relatif minimnya pengawasan pemerintah terhadap warga asing  yang masuk.






3.1.   REKOMENDASI
Datangnya bulan Ramadhan berpeluang besar terhadap para pengemis musiman. Karena para pengemis musiman dengan sengaja menjadi pengemis dan mengemis di tempat-tempat ibadah, demi mengharapkan sedekah yan gakan diberikan oleh masyarakat yang sedang menjalani ibadah di bulan suci ataupun mengharapkan sumbangan yang diberikan oleh pihak masjid. Permasalahan besar yang dihadapi bagi kota-kota besar adalah gangguan atau ancaman yang datang dari berbagai pihak, baik pihak internal maupun pihak eksternal yang ingin menggangu dalam mengurangi jumlah pengemis musiman. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan penanganan seperti:
A.       Memberikan pelatihan kerja pada masyarakat di kota-kota miskin untuk meningatkan penghasilan warga sekitar demi mencukupi kebutuhan pokok.
B.          Meningkatkan penjagaan dan melakukan penertiban rutin di sekitar tempat peribatatan.
C.           Bembuka lapangan pekerjaan baru pada kota-kota sekitar dengan upah yang memadai.
D.           Meningkatkan pengawasan oleh perintah terhadap warga asing  yang masuk.




REFERENSI TULISAN 
 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Macam - Macam Organisasi

Membuat Garis Horizontal, Vertikal, dan Diagonal

8 Proses Alur Proses Grafik Komputer 3D