Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan Keindahan
A. Pengertian
Manusia
sebagai makhluk hidup yang paling mulia serta sempurna, memiliki kaitan yang
erat terhadap keindahan. Karena Tuhan sebagai sang pencipta sangat menyukai
keindahan, jadi sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab manusia untuk selalu
menjaga, merawat, serta melestarikan keindahan yang telah Tuhan ciptakan di
alam ini.
a. Pengertian
Keindahan
Kata
keindahan berasal dari suku kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok,
molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni,
(meskipun tidak semua hasil seni indah, pemandangan alam (pantai, pegunungan,
danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata, bibir, hidung,
rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman, tanaman, perabot rumah tangga dan
sebagainya), suara, warna dan sebagainya. Keindahan adalah identik
dengankebenaran.
Menurut The
Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik” (Filsafat Keindahan) dalam bahasa
Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Perancis “beau”,
Italia dan Spanyol “bello”, kata-kata itu berasal dari- bahasa Latin “bellum”.
Akar katanya adalah ”bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk
pengecilan menjadi’ ”bonellum” dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis
“bellum”. Selain itu menurut luasnya dibedakan pengertian:
i.
Keindahan dalam arti luas
Selanjutnya
The Liang Gie menjelaskan.bahwa keindahan dalam arti luas mengandung pengertian
ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang indah dan hukum yang indah,
sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga
menyenangkan. Jadi pengertian yang seluas-Iuasnya meliputi : keindahan seni,
keindahan
alam, keindahan moral, keindahan intelektual.
ii.
Keindahan dalam arti estetik murni
Keindahan
dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
iii.
Keindahan dalam arti terbatas
Keindahan
dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya
menyangkut bendabenda yang dapat -diserap dengan penglihatan, yakni berupa
keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan
kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang
berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras
dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengarnat.
b. Nilai
Estetik
Dalam rangka
teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan
dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi,
nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu
yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Dalam ”Dictionary of Sociology and Related
Science” diberikan rumusan tentang nilai sebagai berikut : ”The believed Capacity of any object to
saticgy a human desire. The Quality of any object which causes it be of
interest to an individual or a group” (Kemampuan yang dianggap ada pada
suatu benda yang dapat memuaskan keinginan manusia. Sifat dari suatu benda yang
menarik minat seseorang atau suatu kelompok).
Dalam
bidang filsafat, istilah nilai seringkali dipakai sebagai suatu kata
benda abstrak yang berarti keberhargaan (worth) atau kebaikan
(goodness).Menurut kamus itu selanjutnya nilai adalah semata-mata suatu realita
psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat
dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu oleh orang
dipercaya terdapat pada sesuatu benda sampai terbukti ketidaak benarannya.
Tentang nilai itu ada yang membedakan antara nilai subyektif dan nilai
objektif, atau ada yang membedakan nilai perseorangan dan nilai kemasyarakatan.
Tetapi penggolongan yang penting adalah nilai ekstrinsik dan nilai instrinsik.
c. Kontemplasi
dan Ekstansi
Kontemplasi
adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah yang
merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam
untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil
penciptaan.
Ekstansi
adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati
sesuatu yang indah.
Apabila
kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi
itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi merupakan
faktor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan. Karena derajat atau
tingkat kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka
tanggapan terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda. Manusia menciptakan
berbagai macam peralatan untuk memecahkan rahasia gejala alami tersebut.
Semuanya
ini dilakukan dan hanya bisa terjadi berdasarkan resep atau pemikiran
pendahuluan yang dihasilkan oleh kontemplasi. Siklus kehidupan manusia dalam
lingkup pandangan ini menunjukkan bahwa kontemplasi selain sebagai tujuan juga
sebagai cara atau jalan mencari keserba sempurnaan kehidupan manusia.
B. Renungan
Renungan
memiliki arti yaitu tidak melakukan apa-apa (diam) namun, di dalamnya kita
memikirkan sesuatu, atau pun seseorang. Biasanya seseorang merenung ketika iya
ingin benar-benar merasakan, dan ingin mengungkapkan apa yang ada di dalam
pikiran nya. Hasil dari merenung yaitu Renungan, tidak jarang orang merenung
lantaran dia sedang memikirkan jalan keluar atas masalah yang sedang di
hadapinya saat itu, dan juga ketika seseorang tersebut ingin mengetahui
kesalahan yang telah dia lakukan kepada orang lain namun dia tidak menyadari
kesalahan itu.
Ada
pula renungan yang titujukan untuk memohon ampunan kepada Tuhan atas segala
perbuatan yang telah dilakukannya, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Dalam
menciptakan karya seni pun kita butuh merenung agar bisa mendapatkan inspirasi
pada saat membuat sebuah karya seni, berikut adalah beberapa teori merenung :
a. Teori
Pengungkapan
Teori
ekspresi yang paling terkenal adalah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah
diterjemahkan dalam bahasa Inggris ”Aesthetic
as Science of Expression and General Lingusitic“. Beliau menyatakan bahwa ”Art is expression of impressions,”
(seni adalah ungkapan dari kesan-kesan). Expression sama dengan intuition. Dan
intuisi adalah pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentang
hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images).
Menurut Leo Tolstoi kegiatan seni adalah
memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalaminya
dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan berbagai gerak, garis,
warna, suara, dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata memindahkan perasaan
itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sama.
b. Teori
Metafisik
Merupakan
salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya
tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan
teori seni. Seniman besar adalah seseorang yang mampu dengan perenungannya itu
menembus segi-segi praktis dari benda-benda di sekelilingnya dan sampai pada
makna yang dalam, yakni memahami ide-ide dibaliknya. Sesuai dengan metafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia ide pada
taraf yang tertinggi sebagai realita ilahi. Pada tahap yang lebih rendah
terdapat realita duniawi yang merupakan cerminan semu yang mirip realita ilahi
itu.
Contoh : Plato mengemukakan ide ke-ranjangan yang abadi, asli indah dan
sempurna ciptaan Tuhan. Dan kemudian tukang kayu membuat ranjang dari kayu yang
merupakan ide tertinggi ke-ranjangan itu. Dan akhirnya seniman meniru ranjang
kayu itu dengan menggambarkannya ke dalam lukisan.
Dalam zaman
modern suatu teori seni lainnya yang bercorak metafisis dikemukakan oleh
filsuf Arthur Schopenhauer (1788-1860). Menurut beliau seni adalah
suatu bentuk dari pemahaman terhadap realita. Dan realita yang sejati adalah
suatu keinginan (will) yang sementara.
c. Teori
Psikologis
Salah
satunya ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Menurut Schiller, asal mula
seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam
diri seseorang. Seni semacam permainan yang menyeimbangkan segenap kemampuan
mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus
dikeluarkan. Bagi Spencer, permainan itu berperan untuk mencegah
kemampuan-kemampuan mental manusia menganggur dan kemudian menciut karena
disia-siakan.
Teori lain yang dapat dimasukkan ke dalam teori psikologis adalah teori
penandaan (signification theory) yang memandang seni sebagai suatu lambang atau
tanda dari perasaan manusia.
Kegiatan merenung bisa sukses terjadi karena adanya situasi sekitar yang
mendukung, biasanya orang yang sedang melakukan kegiatan merenung
cenderung melakukannya di tempat yang sunyi dan tenang sehingga dia bisa
mengevaluasi segala sesuatu yang iya renungkan di dalam alam pikirnya dengan
baik dan kegiatan merenung di tempat yang sunyipun bisa membuat si perenung
lebih relax setelahnya.
Renungan
juga bisa di lakukan secara massal, contohnya di kegiatan kegiatan keagamaan
dll. Merenungkan diri secara massal lebih terasa kehanyutannya dan
kesunyiannya, biasanya ada seseorang yang akan membantu kita merasakan sepi dan
tenang. Seseorang itu akan menyampaikan kata kata yang akan membuat kita untuk
melakukan renungan.
Walaupun
itu bukan renungan yang tidak di sengaja namun manusia pasti akan merasakan
keheningan hati dan mendapatkan renungan yang ia butuhkan. Terkadang juga
dengan renungan kita bisa meneteskan air mata yang tidak kita duga duga,
merenungkan diri memang sangat sensitif bagi perasaan kita maka dari itu
biasanya kebanyakan manusia merasakan kesedihan dan keterharuan saat melakukan
renungan.
Contoh
: Melakukan renungan malam dibulan Ramadhan, dengan tujuan untuk memohon
ampunan dari segala dosa-dosa yang telah dilakukan baik yang disengaja maupun
tidak. Mengingat - ingat segala perbuatan baik yang baik atau pun buruk kapada
orang lain.
C. Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi dan
kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Keindahan adalah
suatu kumpulan hubungan yang serasi pada suatu benda dan diantara benda itu
dengan si pengamat. Filsuf Inggris Herbert Read merumuskan definisi bahwa
keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara
pencerapan-pencerapan indrawi kita (beauty
is unity of formal relations among our sense-perception).
Adapun teori-teori keserasian yaitu :
a.
Teori Obyektif dan Teori Subyektif
Teori obyektif berpendapat bahwa,
keindahan atau ciri-ciri yang menciptakan nilai estetik adalah sifat (kualita)
yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari
orang-orang yang mengamatinya.
Teori subyektif menyatakan bahwa,
ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya
perasaan dalam diri seseorang yang mengamati suatu benda.
Pendukung teori obyektif adalah Plato,
Hegel dan Bernard Bocanquat, dan pendukung teori subyektif adalah Henry Home,
Earlof Shaffesbury, dan Edmund Burke.
b.
Teori Perimbangan
Teori pengimbangan tentang keindahan
dari bangsa Yunanai Kuno dulu dipahami dalam arti terbatas, yakni secara
kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka. Keindahan dianggap sebagai
kualita dari benda-benda yang disusun (mempunyai bagian-bagian). Hubungan dari
bagian-bagian yang menciptakan keindahan dapat dinyatakan sebagai perimbangan
atau perbandingan angka-angka.
Teori ini hanya berlaku dari abad ke-5
sebelum Masehi sampai abad ke-17 Masehi selama 22 abad. Teori tersebut runtuh
karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni.
Keindahan hanya ada pada pikiran orang yang menerangkannya dan setiap pikiran
melihat keindahan yang berbeda-beda..
Dalam
hubungannya dengan keindahan, keserasian memiliki makna perpaduan antara
berbagai unsur yang menjadi satu sehingga menimbulkan satu bentuk keindahan.
Sehingga keserasian memiliki hubungan yang erat kaintannya dengan keindahan,
tanpa adanya keserasian, keindahan tidak akan terwujud dalam sebuah karya atau
benda yang diciptakan manusia dalam tujuan estetika.
Keserasian
sangat berhubungan dengan keindahan, sesuatu yang serasi akan tampak indah.
Dalam keselarasan seseorang memiliki perasaan seimbang, dan mempunyai cita rasa
akan sesuatu yang berakhir dan merasa hidup sesaat ditengah-tengah kesempurnaan
yang menyenangkan hati.
Contoh
: Keserasian seseorang dengan benda yang disukainnya, atau besarnya rasa
ketertarikan pada suatu benda yang dianggapnya menarik. Adanya hubungan yang
istimewa, serta rasa saling cocok seseorang kepada pasangannya, sahabatnya,
teman, dan benda yang memiliki arti spesial baginya.
Daftar
Pustaka
- · Sutrisno, Mudji, 2006: "Oase Estetis: Estetika Dalam Kata dan Sketsa"(Yogyakarta: Kanisius).
- · http://sanusiadam79.wordpress.com/2013/04/04/manusia-dan-keindahan/
- · http://muhamadganifharuman.blogspot.com/2012/03/teori-renungan.html
- · http://djuriatun.blogspot.com/2011/06/pengertian-kontemplasi-dan-ekstansi.html
- · http://ade-firdiyantoro.blogspot.com/2011/05/pengertian-keindahan.html
Komentar
Posting Komentar