Bahasa Indonesia 1 (6) - Alenia atau Paragraf

Alenia atau Paragraf

A.    Jenis Tulisan dalam Laras Ilmiah
Bahasa Indonesia dalam tulisan ilmiah mempunyai fungsi yang sangat penting, karena bahasa merupakan media pengungkap gagasan penulis.Bahasa yang digunakan dalam tulisan ilmiah adalah bahasa Indonesia ilmiah. Bahasa Indonesia yang digunakan didalam tulisan ilmiah ternyata tidak selalu baku dan benar, banyak kesalahan sering muncul dalam tulisan ilmiah.
Laras ilmiah adalah Bahasa yang digunakan untuk menghasilkan tulisan ilmiah dengan ciri pokok : Kecendikiaan dan Penalaran. Bahasa tulis ilmiah merupakan perpaduan ragam bahasa tulis dan ragam bahasa ilmiah.
·         Ciri Ragam Bahasa Tulis
Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat,
Pembentukan kata dilakukan secara sempurna,
Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap, dan
Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu.
·         Ciri Ragam Bahasa Ilmiah
1.      Cendekia, Bahasa yang cendekia mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama, sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima secara tepat oleh pembaca.
2.      Lugas, Paparan bahasa yang lugas akan menghindari kesalah-pahaman dan kesalahan menafsirkan isi kalimat dapat dihindarkan. Penulisan yang bernada sastra perlu dihindari.
3.      Jelas, Gagasan akan mudah dipahami apabila: (1) dituangkan dalam bahasa yang jelas dan (2) hubungan antara gagasan yang satu dengan yang lain juga jelas. Kalimat yang tidak jelas, umumnya akan muncul pada kalimat yang sangat panjang.
4.      Formal, Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah bersifat formal. Tingkat keformalan bahasa dalam tulisan ilmiah dapat dilihat pada lapis kosa kata, bentukan kata, dan kalimat.
5.      Obyektif, Sifat obyektif tidak cukup dengan hanya menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak, tetapi juga diwujudkan dalam penggunaan kata.
6.      Konsisten, Unsur bahasa, tanda baca, dan istilah, sekali digunakan sesuai dengan kaidah maka untuk selanjutnya digunakan secara konsisten.
7.      Bertolak dari Gagasan, Bahasa ilmiah digunakan dengan orientasi gagasan. Pilihan kalimat yang lebih cocok adalah kalimat pasif, sehingga kalimat aktif dengan penulis sebagai pelaku perlu dihindari.
8.      Ringkas dan Padat, Ciri padat merujuk pada kandungan gagasan yang diungkapkan dengan unsur-unsur bahasa. Karena itu, jika gagasan yang terungkap sudah memadai dengan unsur bahasa yang terbatas tanpa pemborosan, ciri kepadatan sudah terpenuhi.
Karya Tulis Ilmiah, adalah tulisan yang mengandung kebenaran ilmiah (objektif) karena didukung oleh informasi dan/ atau fakta yang benar dan disajikan dengan penalaran serta analisis berdasarkan metode ilmiah.
Jenis-jenis Karya Ilmiah
-          Laporan Penelitian
-          Artikel Ilmiah
-          Makalah
-          Skripsi, Tesis, Disertasi, Tugas akhir
-          Buku referensi, Buku ajar
-          Jurnal
Ciri Bahasa Ilmiah yang Baik
-          Kelugasan dan Kecermatan
-          Keobjektifan
-          Penjauhan Emosi dan Dogmatis
-          Ketelitian
-          Kebakuan (gaya selingkung)
-          Keringkasan

B.     Eksposisi, Argumentasi, Narasi, Deskripsi
1.      Eksposisi
Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat. Contoh-contoh tulisan eksposisi adalah berita di koran dan petunjuk penggunaan. Poin-poin penting dalam paragraf/karangan eksposisi.
Contoh topik:
Data faktual, yaitu suatu kondisi yang benar-benar terjadi, ada, dan dapat bersifat historis tentang bagaimana suatu alat bekerja, bagaimana suatu peristiwa terjadi, dan sebagainya. Suatu analisis atau penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta.
Fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian
Contoh urutan analisis:
-          Urutan kronologis/proses, biasanya memaparkan proses, yaitu memberi penjelasan tentang bekerjanya sesuatu atau terjadinya suatu peristiwa
-          Urutan fungsional
-          Urutan atau analisis sebab akibat
-          Analisis perbandingan
Langkah-langkah penulisan:
-          Menentukan tema
-          Menentukan tujuan karangan
-          Memilih data yang sesuai dengan tema
-          Membuat kerangka karangan
-          Mengembangkan kerangka menjadi karangan
Langkah-langkah Menyusun Paragraf Proses Pola pengembangan karangan eksposisi bisa bermacam-macam, di antaranya pola pengembangan proses. Paragraf proses itu menyangkut jawaban atas pertanyaan bagaimana bekerjanya, bagaimana mengerjakan hal itu (membuat hal ini), bagaimana barang itu disusun, bagaimana hal itu terjadi. Berikut langkah penulisannya :
-          Penulis harus mengetahui perincian secara menyeluruh.
-          Membagi perincian atas tahap tahap kejadiannya. Bila tahap-tahap kejadian ini berlangsung dalam waktu yang berlainan, penulis harus memisahkan dan mengurutkannya secara kronologis.

2.      Argumentas
Argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat.
Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
“Menurut Iskandar, sudah saatnya masyarakat mengubah paradigma agar lulusan SMP tidak latah masuk SMA. Kalau memang lebih berbakat pada jalur profesi sebaiknya memilih SMK. Dia mengingatkan sejumlah risiko bagi lulusan SMP yang sembarangan melanjutkan sekolah. Misalnya, lulusan SMP yang tidak mempunyai potensi bakat-minat ke jalur akademik sampai perguruan tinggi, tetapi memaksakan diri masuk SMA, dia tidak akan lulus UAN karena sulit mengikuti pelajaran di SMA. Tanpa lulus UAN mustahil bisa sampai perguruan tinggi. Pada akhirnya mereka akan menjadi pengangguran karena pelajaran di SMA tidak memberi bekal untuk bekerja.”
Kesimpulan dari paragraf tersebut ialah memilih SMA tanpa pertimbangan yang matang hanya akan menambah pengangguran. Dilihat dari struktur informasinya, dalam paragraf argumentasi akan ditemukan:
·         Pendahuluan, bertujuan untuk menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca kepada argumen yang akan disampaikan, atau menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi dikemukakan.
·         Tubuh argumen, bertujuan untuk membuktikan kebenaran yang akan disampaikan dalam paragraf argumentasi sehingga kesimpulan yang akan dicapai juga benar. Kebenaran yang disampaikan dalam tubuh argument harus dianalisis, disusun, dan dikemukakan dengan mengadakan observasi, eksperimen, penyusun fakta, dan jalan pikiran yang logis.
·         Kesimpulan atau ringkasan, bertujuan untuk membuktikan kepada pembaca bahwa kebenaran yang ingin disampaikan melalui proses penalaran memang dapat diterima sebagai sesuatu yang logis.

3.      Narasi
Narasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan yang rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir.
Jenis-jenis narasi
·         Narasi informatif
Narasi informatif adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
·         Narasi ekspositorik
Narasi ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai terakhir dalam kehidupannya.
Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositprik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsursugestif atau bersifat objektif.
·         Narasi artistik
Narasi artistik adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.
·         Narasi sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat.

4.      Deskripsi
Deskripsi adalah satu kaedah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang yang tidak langsung mengalaminya sendiri.
Dalam keilmuan, deskripsi diperlukan agar peneliti tidak melupakan pengalamannya dan agar pengalaman tersebut dapat dibandingkan dengan pengalaman peneliti lain, sehingga mudah untuk dilakukan pemeriksaan dan kontrol terhadap deskripsi tersebut. Pada umumnya deskripsi menegaskan sesuatu, seperti apa sesuatu itu kelihatannya, bagaimana bunyinya, bagaimana rasanya, dan sebagainya. Deskripsi yang detail diciptakan dan dipakai dalam disiplin ilmu sebagai istilah teknik.
Saat data yang dikumpulkan, deskripsi, analisis dan kesimpulannya lebih disajikan dalam angka-angka maka hal ini dinamakan penelitian kuantitatif. Sebaliknya, apabila data, deskripsi, dan analisis kesimpulannya disajikan dalam uraian kata-kata maka dinamakan penelitian kualitatif.
Tulisan deskripsi adalah tulisan yang bertujuan untuk menjelaskan sebuag objek secara terperinci tanpa adanya pengaruh pendapat pendapat pengarang di dalam deskripsi tersebut.

C.     Syarat Pembentukan Paragraf
Dalam pembentukan/pengembangan paragraf,ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, diantranya :
·         Kesatuan
Fungsi paragraf adalah untuk mengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di dalam pengembangannya, uraian-uraian dalam sebuah paragraf tidak boleh menyimpang dari gagasan pokok tersebut. Dengan kata lain, uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satu kesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada gagasan pokok.
·         Kepaduan
Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan kalimat-kalimat yang berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan, dan pembaca pun dapat dengan mudah memahami/mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya perloncatan pikiran yang membingungkan.
Kata atau frase transisi yang dapat dipakai dalam karangan ilmiah sekaligus sebagai penanda hubungan dapat dirinci sebagai berikut :
-          Hubungan yang menandakan tambahan kepada sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya, misalnya: lebih-lebih lagi, tambahan, selanjutnya, di samping itu, lalu, seperti halnya.
-          Hubungan yang menyatakan perbandingan, misalnya: lain halnya, seperti, meskipun.
-          Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya; misalnya: tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya.
-          Hubungan yang menyatakan akibat/hasil; misal: sebab itu, oleh sebab itu, karena itu, jadi.
-          Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya: sementara itu, segera, kemudian.
-          Hubungan yang menyatakan singkatan, misal:  ringkasnya, misalnya, yakni, sesungguhnya.
-          Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di sana, dekat, di seberang.
·         Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan kalimat topik/gagasan utama.

D.    Kalimat Topik dan Peletakannya
Kalimat topik atau gagasan utama dapat dikemukakan secara lisan dan tertulis. Pada prinsipnya penyampaian gagasan atau pendapat secara lisan dan tulis hampir tidak berbeda. Dalam mengemukakan pendapat diperlukan rumusan ide pokok yang jelas dan ide pendukung yang memadai. Mengemukakan pendapat secara tertulis dalam bentuk paragraf-paragraf perlu menggunakan cara pengaturan ide pokok dan ide pendukung yang baik. Untuk itu ikutilah tahap-tahap cara mengemukakan pendapat secara tertulis berikut ini.
1.      Paragraf deduktif
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.
Contoh :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
Keterangan : Kalimat yang tercetak miring sebagai pokok pikiran sedangkan yang lain sebagai penjelas.
2.      Paragraf Induktif
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik.
Contoh
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancar. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa alat komunikasi yang penting, efektif, dan efisien.
3.      Paragraf Campuran
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.
Contoh
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.

E.     Pola Pengembangan Paragraf
1.      Pengembangan Umum-Khusus
Paragraf yang dimulai dengan pikiran pokok kemudian diikuti oleh pikiran-pikiran penjelas
Contoh :
Pada waktu menulis surat kita harus tenang. Kalau sedang sedih, bingung, kesal, atau marah kita jangan menulis surat. Kesedihan, kebingungan, kekesalan, dan kemarahan itu akan tergambar dalam surat kita. Mungkin akan tertulis kata-kata yang kurang terpikir, terburu nafsu, dan dapat merusak suasana.

2.      Pengembangan Khusus-Umum
Paragraf yang dimulai dengan pikiran-pikiran penjelas kemudian diikuti oleh pikiran pokok atau kesimpulan.
Contoh :
Dengan bahasa, manusia dapat menyampaikan bermacam-macam pikiran dan perasaan kepada sesama manusia. Dengan bahasa pula, manusia dapat mewarisi dan mewariskan semua pengalaman dan pengetahuannya. Seandainya manusia tidak berbahasa, alangkah sunyinya dunia ini. Memang bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

Sumber :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Macam - Macam Organisasi

Membuat Garis Horizontal, Vertikal, dan Diagonal

8 Proses Alur Proses Grafik Komputer 3D