Bahasa Indonesia 1 (4) - Diksi atau Pilihan Kata
Diksi atau Pilihan Kata
Diksi,
dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi
oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti "diksi" yang lebih umum
digambarkan dengan enunsiasi kata - seni berbicara jelas sehingga setiap kata
dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya.
Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata
dan gaya.
Diksi
memiliki beberapa bagian; pendaftaran - kata formal atau informal dalam konteks
sosial - adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana
satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan
kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif,
sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan
karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata
dan sintaks. Diksi terdiri dari delapan elemen: Fonem, Silabel, Konjungsi,
Hubungan, Kata benda, Kata kerja, Infleksi, dan Uterans.
A. Definisi
Kosakata
Menurut Soedjito (2009: 24) kosakata atau
perbendaharaan kata diartikan sebagai:
1.
Semua kata yang terdapat dalam suatu
bahasa.
2.
Kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang
pembicara atau penulis.
3.
Kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan.
4.
Daftar kata yang
disusun seperti kamus serta penjelasan secara
singkat dan praktis.
Sedangkan
kosakata yang di ungkapkan oleh Richards, Platt dan Webber (1985) merupakan
seperangkat leksem yang meliputi kata tunggal, kata majemuk, dan idiom.
Sementara itu Valette (1977) mengemukkan bahwa kosakata adalah kata atau
kelompok kata yang memiliki makna tertentu. Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa kosakata merupakan kata-kata yang memiliki suatu arti
yang dimiliki oleh manusia untuk digunakan dalam berbahasa dan berkomunikasi.
B. Jenis-jenis
Kata dalam Bahasa Indonesia
Kata merupakan unsur
utama dalam membentuk kalimat. Selain bentuk dasarnya, kata juga dapat dibentuk
melalui proses morfologis, yaitu afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi
(perulangan), dan komposisi (penggambungan) untuk menyampaikan maksud yang
terkandung di dalam kalimat.
Dalam kalimat, kata
memiliki kedudukan atau jabatan seperti subjek, predikat, objek, dan
keterangan. Dalam kaitannya dengan jabatan di dalam kalimat dan
hubungannya dengan fungsi serta makna yang ditunjukkannya, kata dikategorikan
ke dalam kelas kata. Dalam perkembangan tata bahasa Indonesia, terdapat banyak
rumusan tentang kelas kata oleh para ahli bahasa.Namun secara umum, kelas kata
terbagi menjadi berikut ini :
1.
Kata Kerja (Verba)
Kata
kerja atau verba adalah kata yang menyatakan perbuatan atautindakan, proses,
dan keadaan yang bukan merupakan sifat.Kata kerja pada umumnya berfungsi
sebagai predikat dalam kalimat.
Ciri kata kerja :
Ciri kata kerja :
·
Dapat diberi aspek waktu, seperti akan,
sedang, dan telah
Contoh : akan mandi, akan tidur, sedang
makan, telah pulang.
·
Dapat diingkari dengan kata tidak
Contoh : tidak makan, tidak tidur.
·
Dapat diikuti oleh gabungan kata dengan +
KB/KS
Contoh : Pergi dengan adik, menulis dengan
cepat.
Macam-macam
kata kerja (verba) :
·
Verba dasar bebas, seperti: duduk, makan,
mandi, minum, pergi, pulang, tidur.
·
Verba turunan, terdiri atas:
1. Verba
berafiks:
Contoh: ajari, bernyanyi, bertaburan.
2. Verba
bereduplikasi:
Contoh: bangun-bangun, ingat-ingat,
makan-makan, marah-marah.
·
Verba berproses gabung seperti,
bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum, makan-makan.
·
Verba majemuk seperti, cuci mata, campur
tangan, unjuk gigi.
·
Verba transitif (kata kerja yang
membutuhkan objek)
Contoh :
-
Saya menulis surat.
S P O
-
Adik membeli balon.
S
P O
·
Verba intransitif (kata kerja yang tak
memerlukan objek)
Contoh :
-
Mereka duduk di taman.
S P K
-
Anak-anak itu bersepeda di sepanjang
pantai.
S P K
-
Adik sedang mandi.
-
S P K
2.
Kata Sifat (Adjektiva)
Kata
sifat atau adjektiva adalah kata yang menerangkan sifat, keadaan watak, dan
tabiat orang/binatang/ benda.Kata sifat umumnya berfungsi sebagai predikat,
objek dan penjelas subjek.
Ciri-ciri
kata sifat :
·
Dapat diberi keterangan pembanding lebih,
kurang, dan paling.
Contoh: lebih indah, kurang bagus,
paling kaya.
·
Dapat diberi keterangan penguat: sangat,
amat, benar, terlalu, dan sekali.
Contoh: sangat senang, amat keras, mahal
benar, terlalu berat, sedikit sekali.
·
Dapat diingkari dengan kata tidak.
Contoh: tidak benar, tidak halus, tidak
sehat, dan sebagainya.
Macam-macam adjektiva :
Macam-macam adjektiva :
a. Ajektiva
dasar, seperti adil, afdol, bangga, baru, cemas, disiplin, anggun,
bengkak.
b. Adjektiva
turunan terdiri atas :
-
adjektiva berafiks
contoh: terhormat, terindah, kesakitan,
kesepian, keinggris-inggrisan.
-
adjektiva bereduplikasi
contoh: muda-muda, elok-elok,
cantik-cantik.
-
adjektiva berafiks –i, -wi, -iah
contoh: abadi, duniawi, insani,
ilmiah, rohaniah, surgawi.
3.
Kata Keterangan (Adverbia)
Kata
keterangan atau adverbia adalah kata yang memberi keterangan pada verba,
adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat.
Macam-macam
adverbia :
·
Adverbia dasar bebas, misalnya: alangkah,
agak, akan, amat, nian, niscaya, tidak, paling, pernah, pula, saja, saling.
·
Adverbia turunan terbagi atas :
§ Adverbia
reduplikasi, misalnya: agak-agak, lagi-lagi, lebih-lebih,paling-paling.
§ Adverbia
gabungan, misalnya: belum boleh, belum pernah, atau tidak mungkin.
§ Adverbia
yang berasal dari berbagai kelas, misalnya: terlampau, agaknya, harusnya, sebaiknya,
sebenarnya, secepat-cepatnya.
4.
Kata Benda (Nomina), Kata Ganti
(Pronomina), Kata Bilangan (Numeralia)
a. Kata
Benda (Nomina)
Kata benda atau nomina adalah kata yang
mengacu kepada sesuatu benda (konkret maupun abstrak).Kata benda berfungsi
sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan.
Ciri-ciri kata benda :
·
Dapat diingkari dengan kata bukan.
Contoh : bukan gula, bukan rumah, bukan
mimpi, bukan pengetahuan.
·
Dapat diikuti dengan gabungan kata yang +
KS (kata sifat) atau yang sangat + KS
Contoh : buku yang mahal, pengetahuan yang
sangat penting, orang yang baik.
Macam-macam nomina :
·
Nomina bernyawa, misalnya: Umar, Abdullah,
nenek, nona, ayah, kerbau, ayam.
·
Nomina tak bernyawa, misalnya: nama
lembaga, hari, waktu, daerah, bahasa.
·
Nomina terbilang, misalnya: kantor, rumah,
orang, buku.
·
Nomina tak terbilang, misalnya: udara,
kebersihan, kemanusiaan.
·
Nomina kolektif, misalnya: cairan, asinan,
buah-buahan, kelompok.
·
Nomina ukuran, misalnya: pucuk, genggam,
batang, kilogram, inci.
·
Nomina dari proses
nominalisasi, misalnya: keadilan, kenaikan, pembicara, pemotong, anjuran,
simpulan, pengumuman, pemberontakan.
·
Nominalisasi dengan si dan
sang, misalnya: si kecil, si manis, sang kancil, sang dewi.
·
Nominalisasi dengan yang, misalnya:
yang lari, yang berbaju, yang cantik.
b. Kata
Ganti (Pronomina)
Kata ganti atau pronomina adalah kata yang
dipakai untuk mengacupada nomina lain. Pronomina berfungsi untuk mengganti
kata benda ataunomina.
Macam-macam pronomina:
·
pronominal persona
-
Pronomina reduplikasi, misalnya:
kita-kita, dia-dia, dan beliau-beliau.
-
Pronomina berbentuk frasa, misalnya: kamu
sekalian, aku ini, dia itu.
-
Pronomina takrif, terbatas pada pronomina
persona (orang) misalnya:
-
Pronomina persona I (kata ganti orang I) :
saya, aku (tunggal), dan kami, kita (jamak).
-
Pronomina persona II (kata ganti orang II)
: kamu, engkau, Anda (tunggal), dan kalian, Anda sekalian (jamak).
-
Pronomina persona III (kata ganti orang
III) : ia, dia, beliau (tunggal), dan mereka (jamak).
-
Pronomina tak takrif, tidak menunjuk pada
orang atau benda tertentu, misalnya : sesuatu, seseorang, barang siapa, siapa,
apa-apa, anu, dan masing-masing sendiri.
·
pronomina penunjuk
-
Pronomina Penunjuk dalam bahasa Indonesia
ada tiga macam.
-
Pronomina penunjuk umum: ini, itu, dan anu.
-
Pronomina penunjuk tempat: sini, situ,
atau sana.
-
Pronomina penunjuk ihwal: begini dan
begitu.
·
pronomina penanya.
-
Pronomina penanya adalah pronomina yang
dipakai sebagai pemarkah pertanyaan.Contoh: siapa, apa, mana, mengapa,
kapan, dimana, bagaimana, dan berapa.
c. Kata
Bilangan (Numeralia)
Kata bilangan atau numeralia adalah kata
yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang, binatang, dan benda.
·
Numeralia utama (kardinal), terdiri atas :
-
Bilangan penuh, misalnya: satu, dua, tiga,
puluh, ribu, juta.
-
Bilangan pecahan, misalnya: sepertiga,
duapertiga, lima perenam.
-
Bilangan gugus, misalnya: selikur (21),
lusin, gros, kodi, atau ton.
·
Numeralia tingkat, yaitu numeralia yang
menunjukkan urutan atau struktur.
Misalnya: pertama, kesatu, kedua,
keempat, ketiga belas.
·
Numeralia kolektif, numeralia yang
terbentuk oleh afiksasi, misalnya : ketiga (ke + Num), ribuan,
ratusan (Num + -an), beratus-ratus, dan bertahun-tahun (ber- + Num)
5.
Kelompok Kata Tugas
Kata
tugas terdiri atas :
a. Kata
Sandang (Artikel)
Kata sandang atau artikel adalah kata yang
mendampingi kata benda atau yang
membatasi makna jumlah orang atau benda.
membatasi makna jumlah orang atau benda.
Macam-macam artikel:
·
Artikula/artikel bermakna tunggal,
misalnya: sang guru, sang suami, sang juara.
·
Artikula/artikel bermakna jamak, misalnya:
para petani, para guru, para ilmuwan.
·
Artikula/artikel bermakna netral,
misalnya: si hitam manis, si dia, si terhukum.
·
Artikula/artikel bermakna khusus,
misalnya: Sri Baginda, Sri Ratu, Sri Paus (gelar kehormatan), Hang Tuah,
dan Dang Halimah (panggilan pria dan wanita dalam sastra lama.
b. Kata
Depan (Preposisi)
Kata depan atau preposisi adalah kata yang
selalu berada di depan kata benda, kata sifat, atau kata kerja untuk membentuk
gabungan kata depan(frasa preposisional).
Macam-macam preposisi:
·
Preposisi dasar, misalnya: di , ke,
dari, akan, antara, kecuali, bagi, dalam, daripada, tentang, pada, tanpa, untuk,
demi, atas, depan, dekat.
·
Preposisi turunan, terdiri atas:
-
gabungan preposisi dan preposisi, misalnya
: di depan, ke belakang, dari muka.
-
gabungan preposisi + preposisi
+ non-preposisi, misalnya : di atas rumah, dari tengah-tengah kerumunan.
-
gabungan preposisi + kelas kata +
preposisi + kelas kata, misalnya dari rumah ke jalan, dari Bogor sampai
Jakarta, dari pagi hingga petang.
-
Preposisi yang menunjukkan ruang lingkup,
misalnya sekeliling, sekitar, sepanjang, seputar.
c. Kata
Hubung (Konjungsi)
Kata hubung atau konjungsi adalah kata
yang berfungsi menghubungkan dua kata atau dua kalimat.
Macam-macam konjungsi:
·
Konjungsi penambahan, misalnya: dan, dan
lagi, tambahan lagi, lagi pula.
·
Konjungsi urutan, misalnya: lalu, lantas,
kemudian, setelah itu.
·
Konjungsi pilihan, misalnya: atau
·
Konjungsi perlawanan, misalnya:
tetapi, sedangkan, namun, sebaliknya, padahal.
·
Konjungsi menyatakan waktu, misalnya:
ketika, sejak, saat, dan lain-lain
·
Konjungsi sebab-akibat, misalnya: sebab,
karena, karena itu, akibatnya dan lain-lain
·
Konjungsi persyaratan, misalnya: asalkan,
jikalau, kalau, dan lain-lain
·
Konjungsi pengandaian, misalnya:
andaikata, andaikan, seandainya, seumpamanya.
·
Konjungsi harapan/tujuan, misalnya: agar,
supaya, hingga.
·
Konjungsi perluasan, misalnya: yang
·
Konjungsi pengantar objek, misalnya: bahwa
·
Konjungsi penegasan, misalnya: bahkan dan
malahan
·
Konjungsi pengantar wacana, misalnya:
adapun, maka, jadi.
d. Partikel
Partikel adalah kategori atau unsur yang
bertugas memulai,mempertahankan, atau mengukuhkan sebuah kalimat dalam
komunikasi. Unsur ini digunakan dalam kalimat tanya, perintah dan pernyataan
(berita).
Macam-macam partikel:
·
kah, misalnya: Apakah Bapak Ahmadi sudah
datang?
·
kan, misalnya: Tadi kan sudah dikasih
tahu!
·
deh, misalnya: Makan deh, jangan
malu-malu.
·
lah, misalnya: Tidurlah hari sudah malam!
·
dong, misalnya: Bagi dong kuenya.
·
kek, misalnya: cepetan kek, lama sekali.
·
pun, misalnya: Membaca pun ia tak
bisa.
·
toh, misalnya: Saya toh tidak merasa
bersalah.
C. Kata
Serapan
Kata serapan dalam bahasa
Indonesia adalah kata yang berasal dari bahasa lain (bahasa daerah/bahasa
luar negeri) yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan dengan
penuturan masyarakat Indonesia untuk memperkaya kosa kata. Setiap masyarakat
bahasa memiliki tentang cara yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan
perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya.
Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan
masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi keperluan itu, namun manakala terjadi
hubungan dengan masyarakat bahasa lain, sangat mungkin muncul gagasan, konsep,
atau barang baru yang datang dari luar budaya masyarakat itu.
Dengan sendirinya juga
diperlukan kata baru. Salah satu cara memenuhi keperluan itu yang sering
dianggap lebih mudah adalah mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat luar
yang menjadi asal hal ihwal baru itu. Contoh Kata Serapan dan Pengertiannya (Adopsi,
Adaptasi, Pungutan) - Kata serapan atau sering disebut juga dengan kata
pungutan atau pinjaman adalah kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang
telah terintegrasi ke dalam bahasa Indonesia dan telah diterima luas oleh
masyarakat umum.
Proses
Penyerapan Kata
Ada
beberapa proses atau cara masuknya bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia
sehingga bisa terserap. Di bawah ini adalah proses penyerapan tersebut:
1.
Adopsi
Proses
adopsi adalah terserapnya bahasa asing karena pemakai bahasa tersebut mengambil
kata bahasa asing yang memiliki makna sama secara keseluruhan tanpa mengubah
lafal atau ejaan dengan bahasa Indonesia.
Contoh:
Hotdog, Shuttle cock, reshuffle, plaza, supermarket, dan lain-lain.
2.
Adaptasi
Proses
adaptasi adalah proses diserapnya bahasa asing akibat pemakai bahasa mengambil
kata bahasa asing, tetapi ejaan atau cara penulisannya berbeda dan disesuaikan
dengan aturan bahasa Indonesia.
Contoh:
Option = Opsi
Option = Opsi
Fluctuate
= Fluktuatif
Organization
= Organisasi
Maximal
= maksimal
3.
Pungutan
Masuknya
bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia terjadi akibat pemakai bahasa mengambil
konsep dasar yang ada dalam bahasa sumbernya, kemudian dicarikan padanan
katanya dalam bahasa Indonesia. Cara ini dapat disebut juga dengan konsep
terjemahan dimana kata serapan dihasilkan dengan cara menerjemahkan kata /
istilah tersebut tanpa mengubah makna kata tersebut.
Contoh:
Spare
part = Suku cadang
Try
out = Uji coba
Overlap
= Tumpang tindih
Shuttle
ship = Pesawat ulang-alik
D. Kata
Pinjaman
Peminjaman bahasa merupakan
satu proses meminjam kata-kata atau istilah daripada satu bahasa oleh
bahasa yang lain untuk kepentingan tertentu kepada masyarakat yang meminjam bahasa
tersebut.Peminjaman bahasa berlaku apabila suatu bahasa bertembung dengan
bahasa yang lain Perkembangan ini menyebabkan penutur sesuatu bahasa akan berinteraksi
dengan penutur bahasa yang lain.
Peminjaman yang berlaku tidak akan menyebabkan bahasa tersebut
kekurangan perkataan yang telah dipinjam oleh bahasa lain. Peminjam bahasa
tidak semestinya memulangkan perkataan yang dipinjam kepada bahasa asalnya. Bahasa
yang berpengaruh atau berbudaya tinggi apabila bertembung dengan bahasa yang kurang
berpengaruh atau berbudaya rendah akan saling lengkap-melengkapi.
Misalnyaapabila bahasa Melayu bertembung dengan bahasa Sanskrit pada kurun ke-7,
bahasa Melayu telah meminjam sebilangan perkataan daripada bahasa Sanskrit.
Terdapat beberapa jenis
peminjaman bahasa yaitu peminjaman tulen, peminjaman maksud, peminjaman
kacukan, peminjaman pemerian, peminjaman berpindah, peminjaman dialek, dan peminjaman kuno.
E. Imbuhan
dalam bahasa serapan
Selain kata serapan, ternyata bahasa
Indonesia juga memunyai beberapa afiks atau imbuhan serapan. Imbuhan serapan
dalam bahasa Indonesia ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Beberapa imbuhan serapan itu antara lain :
·
An -, a -
[= tidak] ; anarki, amoral, anorganik
·
Ab -
[= dari] ; abrasi, abnormal
·
Tele
-
[= jauh] ; televisi, telepon
·
Mini
- [= kecil]
; miniatur, mini bus
·
Super
- [= di atas] ; supersonik,
super power, supervisi
·
Uni
-
[= satu] ; unilateral, universitas
·
Nomo
- [= satu] ;
monoton, monogami, ,monofobia
·
Sub
-
[= dibawah] : subversi, subsidi, subordinasi
·
Trans -
[= seberang, lewat] ; transisi, tranfusi
·
Semi
- [=
setengah, sebagian] ; semiautomatis, semiformal, semifinal.
F. Hubungan
antar Makna
1.
Sinonim
Dua
kata atau lebih yang mempunyai persamaan arti atau hampir sama artinya.
Contoh
:
-
abadi = kekal
-
baik = bagus
-
zaman = kala,waktu
-
Caci = cela
2.
Antonim
Dua
kata atau lebih yang mempunyai makna berlawanan.
Contoh
:
-
sakit >< sehat
-
Jahat >< baik
-
Rajin >< malas
3.
Homonim
Kata
yang bentuk dan cara pelafalannya sama tapi maknanya berbeda.
Contoh
:
-
Bisa = dapat
-
Bisa = racun.
4.
Homograf
Kata
yang tulisanya sama,tetapi pelafalan dan makna berbeda.
Contoh
:
·
Apel
-
Setiap hari senin ada apel di lapangan
sekolah.
-
aku lebih suka apel hijau daripada apel
merah.
5.
Homofon
Kata
yang pelafalan yang sama,tetapi penulisan dan maknanya berbeda.
Contoh
:
·
bank, bang
-
tolong setorkan uang ini di bank.
-
saya pesan satu porsi, bang.
·
sangsi, sanksi
-
pencuri itu mendapat sanksi yang setimpal.
-
ibu sangsi bahwa aku bisa masak seperti
beliau.
6.
Polisemi
kata
yang memiliki banyak makna.
Sumber :
Harrah's Cherokee Casino & Hotel - Mapyro
BalasHapusFind 충주 출장샵 the best prices on Harrah's Cherokee Casino & Hotel 동두천 출장마사지 in Cherokee, NC. Cherokee Casino, Hotel and Tower Service; Entertainment, 영천 출장안마 Property Rating: 4.1 · 구리 출장마사지 30 reviews · Price range: $ (Based on Average Nightly Rates for a Standard Room from our Partners)What are some of the property amenities at Harrah's Cherokee Casino & Hotel?What food & drink options are 경산 출장샵 available at Harrah's Cherokee Casino & Hotel?