Bahasa Indonesia 1 (5) - Kalimat Efektif
Kalimat Efektif
A. Kalimat
Efektif
Kalimat efektif adalah
kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda bacanya
sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain,
kalimat efektif mampu menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pendengar
atau pembacanya seperti apa yang dimaksudkan oleh penulis.
Suatu kalimat dapat dikatakan sebagai
kalimat efektif jika memiliki beberapa syarat sebagai berikut:
1.
Mudah dipahami oleh pendengar atau
pembacanya.
2.
Tidak menimbulkan kesalahan dalam
menafsirkan maksud sang penulis.
3.
Menyampaikan pemikiran penulis kepada
pembaca atau pendengarnya dengan tepat.
4.
Sistematis dan tidak bertele-tele.
Pengertian
Kalimat Efektif
Kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta
dapat diterima maksudnya atau arti serta tujuannya seperti yang di maksud
penulis atau pembicara. Kalimat efektif juga merupakan kalimat yang padat,
singkat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat.
-
Jelas : berarti mudah dipahami oleh
pendengar atau pembaca.
-
Singkat : berarti hemat dalam pemakaian
atau pemilihan kata-kata.
-
Tepat : berarti sesuai dengan kaidah
bahasa yang berlaku.
Kalimat
dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan,
maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.
Syarat-Syarat Kalimat
Efektif
1.
Kesatuan Gagasan
Kesatuan
gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Kesatuan
gagasan memiliki subyek, predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling
mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.
Contoh:
Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada
pegawai baru.
2.
Keparalelan Atau Kesejajaran
Keparalelan
atau kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya,
sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat. Memiliki
kesamaan bentukan/imbuhan. Bila bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua
dan seterusnya juga harus menggunakan nomina. Maksudnya jika bagian kalimat itu
menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus
menggunakan di- pula.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat
tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu
menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi
menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-. Kalimat itu harus
diubah menjadi :
-
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya
ke pinggir jalan.
-
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya
ke pinggir jalan.
3.
Kehematan
Kehematan
adalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu, sehingga kata dalam
sebuah kalimat menjadi lebih padat dan berisi. Penggunaan kata yang berlebih
hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Menghemat
kata dapat dilakukan dengan cara:
-
Menghilangkan pengulangan subyek.
Contoh : Karena ia tak diundang, dia tidak
datang ke pesta itu.
Mestinya menggilangkan kata ia.
-
Menghindarkan pemakaian superordinat pada
hiponimi kata.
Contoh: Mira adalah gadis yang memakai
baju warna merah.
Mestinya menggilangkan kata warna.
-
Menghindarkan kesinoniman dalam satu
kalimat.
Contoh: Jangan naik ke atas karena
licin.
Mestinya menghilangkan kata ke atas.
-
Kehematan dengan tidak menjamakkan kata
yang sudah jamak.
Contoh : Ia mengambil semua jeruk-jeruk
yang masih ada di meja.
4.
Penekanan
Penekanan
merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga
berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan. Kalimat yang
dipentingkan harus diberi penekanan.
Ada
beberapa cara penekanan dalam kalimat:
·
Mengubah posisi dalam kalimat, yakni
dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh :
-
Harapan kami adalah agar soal ini dapat
kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
-
Pada kesempatan lain, kami berharap kita
dapat membicarakan lagi soal ini.
·
Menggunakan partikel; penekanan bagian
kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
-
Saudaralah yang harus bertanggung jawab
dalam soal itu.
-
Kami pun turut dalam kegiatan itu.
-
Bisakah dia menyelesaikannya?
·
Menggunakan repetisi, yakni dengan
mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
-
Dalam membina hubungan antara suami istri,
antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat,
diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
·
Menggunakan pertentangan, yakni
menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian
kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
-
Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
-
Ia tidak menghendaki perbaikan yang
sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
5.
Kevariasian
Untuk
menghindari kebosanan dan keletihan saat membaca, diperlukan variasi dalam
teks. Ada kalimat yang dimulai dengan subyek, predikat atau keterangan. Ada
kalimat yang pendek dan panjang.
a. Cara
memulai
Subyek pada awal kalimat.
Dengan adanya subyek pada awal kalimat,
maka kalimat-kalimat akan berubah nadanya.
-
Untuk menyatakan kepastian digunakan kata:
pasti, pernah, tentu, sering, jarang, kerapkali, dan sebagainya.
-
Untuk menyatakan ketidakpastian digunakan
: mungkin, barangkali, kira-kira, rasanya, tampaknya, dan sebagainya.
-
Untuk menyatakan kesungguhan digunakan:
sebenarnya, sesungguhnya, sebetulnya, benar, dan sebagainya.
b. Panjang-pendek
kalimat.
Tidak selalu kalimat
pendek mencerminkan kalimat yang baik atau efektif, kalimat panjang tidak
selalu rumit. Akan sangat tidak menyenangkan bila membaca karangan yang terdiri
dari kalimat yang seluruhnya pendek-pendek atau panjang-panjang. Dengan
menggabung beberapa kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk setara terasa
hubungan antara kalimat menjadi lebih jelas, lebih mudah dipahami sehingga
keseluruhan paragraf merupakan kesatuan yang utuh.
c. Jenis
kalimat.
Biasanya dalam menulis,
orang cenderung menyatakannya dalam wujud kalimat berita. Hal ini wajar karena
dalam kalimat berita berfungsi untuk memberi tahu tentang sesuatu. Dengan
demikian, semua yang bersifat memberi informasi dinyatakan dengan kalimat
berita. Tapi, hal ini tidak berarti bahwa dalam rangka memberi informasi,
kalimat tanya atau kalimat perintah tidak dipergunakan, justru variasi dari
ketiganya akan memberikan penyegaran dalam karangan.
d. Kalimat
aktif dan pasif.
Selain pola inversi,
panjang-pendek kalimat, kalimat majemuk dan setara, maka pada kalimat aktif dan
pasif dapat membuat tulisan menjadi bervariasi.
e. Kalimat
langsung dan tidak langsung.
Biasanya yang dinyatakan
dalam kalimat langsung ini adalah ucapan-ucapan yang bersifat ekspresif.
Tujuannya tentu saja untuk menghidupkan paragraf. Kalimat langsung dapat
diambil dari hasil wawancara, ceramah, pidato, atau mengutip pendapat seseorang
dari buku.
6.
Kelogisan
Kelogisan
maksudnya bahwa suatu kalimat harus mudah dipahami dan penulisannya harus
sesuai dengan ejaan yang berlaku. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam
kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh
: Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat
diatas tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
-
Bapak penceramah, saya persilakan untuk
naik ke podium.
B. Kesalahan
Kalimat
Kesalahan dalam penulisan kalimat yang
tidak efektif :
1.
Pleonastis
Pleonastis
atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya
tidak perlu. Contoh-contoh kalimat yang mengandung kesalahan pleonastis antara
lain:
·
Banyak tombol-tombol yang dapat Anda
gunakan.
Kalimat ini seharusnya: Banyak tombol yang
dapat Anda gunakan.
·
Kita harus saling tolong-menolong.
Kalimat ini seharusnya: Kita harus saling
menolong, atau Kita seharusnya tolong-menolong.
2.
Kontaminasi
Contoh
kalimat yang mengandung kesalahan kontaminasi dapat kita lihat pada kalimat
berikut ini:
·
Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih
menarik dan bervariasi.
Kalimat tersebut akan menjadi lebih
efektif apabila akhiran –nya dihilangkan.
Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih
menarik dan bervariasi.
3.
Salah pemilihan kata
Contoh
kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata dapat kita lihat pada kalimat
berikut ini:
·
Saya mengetahui kalau ia kecewa.
·
Seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia kecewa.
4.
Salah nalar
Contoh
kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat kita lihat pada kalimat berikut
ini:
·
Bola gagal masuk gawang.
·
Seharusnya: Bola tidak masuk gawang.
5.
Pengaruh bahasa asing atau daerah
(interferensi)
·
Bahasa asing
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan
karena terpengaruh bahasa asing terlihat pada kalimat berikut:
-
Saya tinggal di Semarang di mana ibu saya
bekerja.
Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh
bahasa Inggris, lihat terjemahan kalimat berikut: I live in Semarang where my
mother works.
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat
tersebut menjadi: Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja.
·
Bahasa daerah
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan
karena terpengaruh bahasa daerah dapat kita lihat pada kalimat berikut:
-
Anak-anak sudah pada datang.
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut
menjadi: Anak-anak sudah datang.
Contoh
lain pengaruh bahasa daerah, khususnya bahasa Jawa, juga dapat kita lihat pada
kalimat berikut. Penulis menemukan contoh ini dari sebuah rubrik di tabloid
anak-anak Yunior.
-
Masuknya keluar mana? (Jawa: Mlebune metu
endi?)
-
Kita sebaiknya mengganti kalimat tersebut
dengan: Masuknya lewat mana?
6.
Kata depan yang tidak perlu
Sering
kali kita membuat kalimat yang mengandung kata depan yang tidak perlu seperti
pada kalimat berikut:
·
Di program ini menyediakan berbagai fitur
terbaru.
Agar menjadi efektif, sebaiknya kita
menghilangkan kata depan di, sehingga kalimatnya menjadi:
Program ini menyediakan berbagai fitur
terbaru.
C. Penalaran
Kalimat
Penalaran adalah
proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi
yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap
benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang
dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan
hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Macam-macam
Penalaran, Penalaran ada dua jenis yaitu :
1.
Induktif
Induktif
adalah hal khusus menuju hal umum. Ya itu kuncinya "dari yang khusus
menuju yang umum. Bila diuraikan, jangan terpatok pada gaya definisi seseorang,
coba uraikan sendiri definisi paragraf induktif dengan kata kunci "dari
khusus ke umum" tadi. Atau kalau memang malas menguraikan, mari lihat
definisi berikut;
Paragraf
Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa
yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa
khusus di atas.
Masih
kurang puas dengan definisi tersebut? Baiklah karena definisi yang baik
disertai dengan batasan dan ciri-cirinya. Kita uraikan ciri-cirinya. Ciri-ciri
paragraf induktif dapat diketahui dengan melihat atau membuat sebuah paragraf.
Apabila dalam paragraf itu mula-mula menyebutkan peristiwa khusus dan diakhiri
dengan kesimpulan berdasar peristiwa khusus tersebut, maka bisa dipastikan anda
sedang membaca atau membuat paragraf induktif.
Ingin
paragraf diatas dibuat terpisah dalam bentuk item ciri-ciri, agar lebih mudah
difahami? Oke, berikut ciri-ciri paragrad induktif dalam bentuk list:
Ciri-ciri
Paragraf Induktif
·
Terlebih dahulu menyebutkan
peristiwa-peristiwa khusus
·
Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan
peristiwa-peristiwa khusus
·
Kesimpulan terdapat di akhir paragraf
·
Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama,
Kalimat Penjelas
Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf
Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf
·
Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama
·
Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat
utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus
·
Kalimat penjelas merupakan kalimat yang
mendukung gagasa utama
Contoh
:
-
Harimau berdaun telinga berkembang biak
dengan melahirkan
-
Ikan Paus berdaun telinga berkembang biak
dengan melahirkan
kesimpulan
---> Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
2.
Deduktif
Deduktif
adalah contoh suatu paragraf yang dibentuk dari suatu masalah yang bersifat
umum, lebih luas. Setelah itu ditarik kesimpulan menjadi suatu masalah yang
bersifat khusus atau lebih spesifik. Atau juga dapat diartikan, suatu paragraf
yang kalimat utamanya berada di depan paragraf kemudian diikuti oleh kalimat
penjelas.
Contoh
:
Beberapa
tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar
“dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang.
Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu
menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku.
D. Kehematan
atau Ekonomi Bahasa
Yang dimaksud dengan
unsur kehematan dalam kalimat efektif yaitu hemat menggunakan kata, frase, atau
bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak diartikan harus
menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan
disini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan
sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria unsur kehematan yang
perlu diperhatikan, antara lain:
1.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan
pengulangan subjek.
2.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara
menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
3.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara
menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
4.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara
tidak menjamakkan kata-kata yang bermakna ‘banyak’.
Contoh
:
-
Karena ia tidak diundang, dia tidak
datang. (kata Ia dibuang)
-
Kapal itu berlabuh hari Senin kemarin. (kata
hari dibuang)
-
Sejak dari pagi mereka naik ke atas
loteng. (kata dari dan atas dibuang)
-
Beberapa teman-temannya diundang dalam
pesta ulang tahunnya. (kata beberapa dibuang)
E. Daftar
Konjungsi Bahasa
1.
Konjungsi
Konjungsi, konjungtor,
atau kata sambung adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan dua
satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa,
klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat.
Contoh: dan, atau, serta.
·
Konjungsi koordinatif; menghubungkan
dua atau lebih unsur (termasuk kalimat) yang sama pentingnya atau setara.
Kalimat yang dibentuk disebut kalimat majemuk setara.
Contoh: dan,serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan.
·
Konjungsi korelatif; menghubungkan
dua atau lebih unsur (tidak termasuk kalimat) yang memiliki status sintaksis
yang sama dan membentuk frasa atau kalimat. Kalimat yang dibentuk agak rumit
dan bervariasi, kadang setara, bertingkat, atau bisa juga kalimat dengan dua
subjek dan satu predikat.
Contoh: baik ... maupun,tidak hanya
..., tetapi juga, bukan hanya ..., melainkan juga,demikian ...
sehingga, sedemikian rupa ... sehingga, apa(kah) ... atau, entah
... entah, jangankan ..., ... pun.
·
Konjungsi subordinatif; menghubungkan
dua atau lebih klausa yang tidak memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi
membentuk anak kalimat yang jika digabungkan dengan induk kalimat akan
membentuk kalimat majemuk bertingkat.
-
Konjungsi subordinatif waktu; sejak
-
Konjungsi subordinatif syarat; jika
-
Konjungsi subordinatif
pengadaian; andaikan
-
Konjungsi subordinatif tujuan; agar
-
Konjungsi subordinatif
konsesif; biarpun
-
Konjungsi subordinatif
pembandingan; ibarat
-
Konjungsi subordinatif sebab; karena
-
Konjungsi subordinatif
hasil; sehingga
-
Konjungsi subordinatif alat; dengan
-
Konjungsi subordinatif cara; tanpa
-
Konjungsi subordinatif
komplementasi; bahwa
-
Konjungsi subordinatif
atributif; yang
-
Konjungsi subordinatif
perbandingan; sama ... dengan
-
Konjungsi antarkalimat; merangkaikan
dua kalimat, tetapi masing-masing merupakan kalimat sendiri.
2.
Preposisi
Preposisi atau kata
depan adalah kata yang secara sintaksis terdapat di depan nomina, adjektiva,
atau adverbiadan secara semantis menandai berbagai hubungan makna antara
konstituen di depan dan di belakang preposisi tersebut. Preposisi berada di
depan nomina, adjektiva, atau adverbia, sehingga terbentuk frasa preposisional.
·
Preposisi 'tunggal' terdiri dari satu
kata.
Preposisi yang berupa kata
dasar terdiri dari satu morfem (monomorfemis).
Daftar: akan, antara, bagi, buat, dari, demi,
dengan, di, hingga, ke, kecuali, lepas, lewat, oleh, pada, per, peri, sampai, sejak,
semenjak, seperti, serta, tanpa, tentang, untuk.
·
Preposisi yang berupa kata
berafiks (polimorfemis) dibentuk dengan menambahkan afiks (imbuhan) pada
bentuk dasar yang bisa berupa verba, adjektiva, atau nomina.
·
Preposisi yang berupa kata berprefiks.
Daftar : bersama, beserta, menjelang, menuju,
menurut, seantero, sekeliling, sekitar, selama, sepanjang, seputar, seluruh, terhadap.
·
Preposisi yang berupa kata bersufiks.
Daftar : bagaikan.
·
Preposisi yang berupa kata berprefiks
dan bersufiks.
Daftar : melalui, mengenai.
·
Preposisi 'gabungan' atau 'majemuk'
terdiri atas dua preposisi yang berdampingan atau berkolerasi.
·
Preposisi yang 'berdampingan' terdiri dari
dua preposisi yang letaknya berurutan, baik digabungkan menjadi satu kata atau
tetap terpisah menjadi dua kata.
Daftar : daripada, kepada, oleh karena, oleh
sebab, sampai ke, sampai dengan, selain dari.
·
Preposisi yang 'berkorelasi' terdiri dari
dua unsur yang dipakai berpasangan, tetapi terpisah oleh kata atau frasa lain.
Daftar : antara ... dengan, dari ... hingga, dari ... sampai
dengan, dari ... sampai ke, dari ... sampai, dari ...
ke, sejak ... hingga, sejak ... sampai.
Preposisi
dengan nomina lokatif bergabung dengan dua nomina (FN) yang nomina
pertamanya (N1) mempunyai ciri lokatif atau menunjukkan lokasi (Prep + FN (N1 +
N2). Contoh: di (atas meja), ke (dalam rumah), dari (sekitar kampus), dll..
Sebagian
dari kelompok N1 maupun N2 ada yang wajib muncul dan ada pula yang manasuka.
Berikut adalah frasa preposisional yang dapat muncul tanpa N2 jika konteks
kalimat atau situasinya jelas: di depan, di muka, di pinggir, di
samping, di sebelah, di tengah, ke depan, ke muka, ke
pinggir, ke samping, ke sebelah, ke tengah, dari depan, dari
muka, dari pinggir, dari samping, dari sebelah, dari tengah.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar