Bahasa Indonesia 1 (3) - EYD dan Tanda Baca

EYD dan Tanda Baca



A.    EYD (Ejaan yang Disempurnakan)
Adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan.
Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar.
Ejaan yang disempurnakan memuat kaidah-kaidah bahasa Indonesia, seperti  penulisan huruf, penulisan kata, penulisan tanda baca dan penulisan unsur serapan. Penulisan huruf berkaitan dengan aturan penulisan nama diri, nama jenis, nama sebutan dan huruf pada lambang bilangan. Penulisan kata berkaitan dengan aturan penulisan kata baku, kata depan, kata ulang, gabungan kata dan bentuk singkatan/akronim. Penggunaan tanda-tanda baca dan aturan penyerapan kata asing yang menjadi kosakata bahasa Indonesia. EYD ini hendaknya menjadi acuan/patokan dalam berbahasa Indonesia agar tidak terjadi kesalahan.

B.     Perbedaan Ejaan Lama dan Baru
Dalam perjalanan sejarah Bangsa Indonesia dari jaman penjajahan hingga jaman kemerdekaan, Bangsa Indonesia telah mengalami beberapa perubahaan dalam menentukan bahasanya sendiri yaitu Bahasa Indonesia. Stadarisasi ejaan bahasa Indonesia dimulai pada tahun 1901.
Van Ophuijsen adalah seorang ahli bahasa berkebangsaan Belanda yang suka mempelajari bahasa berbagai suku di Hindia Belanda. Ia pernah jadi inspektur sekolah di maktab perguruan Bukittinggi, Sumatera Barat, kemudian menjadi profesor bahasa Melayu di Universitas Leiden, Belanda. Setelah menerbitkan Kitab Logat Melajoe, van Ophuijsen kemudian menerbitkan Maleische Spraakkunst (1910). Buku ini kemudian diterjemahkan oleh T.W. Kamil dengan judul Tata Bahasa Melayu dan menjadi panduan bagi pemakai bahasa Melayu di Indonesia.
Ejaan ini akhirnya digantikan oleh Ejaan Republik pada 17 Maret 1947. Ejaan Republik (edjaan republik) adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa Indonesia yang berlaku sejak 17 Maret 1947. Ejaan ini kemudian juga disebut dengan nama edjaan Soewandi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu. Ejaan ini mengganti ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan Van Ophuijsen yang mulai berlaku sejak tahun 1901.
Ejaan Soewandi ini berlaku sampai tahun 1972 lalu digantikan oleh Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pada masa menteri Mashuri Saleh. Pada masa jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada 23 Mei 1972 Mashuri mengesahkan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan dalam bahasa Indonesia yang menggantikan Ejaan Soewandi. Sebagai menteri, Mashuri menandai pergantian ejaan itu dengan mencopot nama jalan yang melintas di depan kantor departemennya saat itu, dari Djl. Tjilatjap menjadi Jl. Cilacap.
Pada tahun 1987, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0543a/U/1987 tentang Penyempurnaan "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan". Keputusan menteri ini menyempurnakan EYD edisi 1975.
Pada tahun 2009, Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Dengan dikeluarkannya peraturan menteri ini, maka EYD edisi 1987 diganti dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Perbedaan-perbedaan antara EYD dan ejaan sebelumnya adalah:
·         'tj' menjadi 'c' : tjutji → cuci
·         'dj' menjadi 'j' : djarak → jarak
·         'j' menjadi 'y' : sajang → sayang
·         'nj' menjadi 'ny' : njamuk → nyamuk
·         'sj' menjadi 'sy' : sjarat → syarat
·         'ch' menjadi 'kh' : achir → akhir
·         'oe' menjadi 'u' : oeang → uang
·         awalan 'di-' dan kata depan 'di' dibedakan penulisannya. Kata depan 'di' pada contoh "di rumah", "di sawah", penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara 'di-' pada dibeli, dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Setelah kita mengetahui sejarah Ejaan Lama, kita juga bisa tahun kelahiran beberapa tokoh kemerdekaan.
·         Kelahiran sebelum tahun 1947, gunakan Ejaan Van Ophuijsen (gunakan oe untuk u, tj untuk c, dj untuk j, dan j untuk y).
·         Kelahiran antara 1947 dan sebelum 1972, gunakan Ejaan Republik (gunakan tj untuk c, dj untuk j, dan j untuk y).
·         Kelahiran pada dan setelah 1972, gunakan Ejaan Yang Disempurnakan.
·         Soekarno dan bukan Sukarno.
·         H.O.S. Tjokroaminoto dan bukan H.O.S. Cokroaminoto.

C.     Tanda Baca
Ejaan tidak hanya berkaitan dengan cara mengeja suatu kata, tapi juga berkaitan dengan cara mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar, misalnya kata, kelompok kata atau kalimat. Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Ia merupakan ketentuan yang mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar berikut penggunaan tanda bacanya.
1.      Tanda titik (.)
                                                             a.      Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. Misalnya:
1.      W.S. Rendra
2.      Abdul Hadi W.M.
                                                            b.      Tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan Misalnya:
1.      Dr. (doktor)  
2.      dr. (dokter)
                                                             c.      Tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan ribuan, jutaan dan seterusnya. Misalnya:
1.      Tebal buku itu 1.150 halaman. 
2.      Minyak tanah sebanyak 2.500 liter tumpah

2.      Tanda koma
Ada kaidah yang mengatur kapan tanda koma digunakan dan kapan tanda koma tidak digunakan.
                                                             a.      Tanda koma harus digunakan diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
                                                            b.      Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan kalimat setara berikutnya yang didahului dengan kata tetapi, melainkan dan sedangkan.
                                                             c.      Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat, apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. Biasanya, anak kalimat didahului oleh kata penghubung bahwa, karena, agar, sehingga, walaupun, apabila, jika, meskipun dan sebagainya.

3.      Tanda titik koma (;)
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Misalnya :
                                                             a.      Para pemikir mengatur strategi dan langkah yang harus ditempuh; para pelaksana mengerjakan tugas sebaik-baiknya; para penyandang dana menyediakan biaya yang diperlukan

4.      Tanda titik dua (: )
                                                             a.      Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu perrnyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian. Misalnya :
1.      Perguruan Tinggi Nusantara mempunyai tiga jurusan : Sekolah Tinggi Teknik, Sekolah Tinggi Ekonomi dan Sekolah Tinggi Hukum
                                                            b.      Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri permyataan.
1.      Perguruan Tinggi Nusantara mempunyai Sekolah Tinggi Teknik, Sekolah Tinggi Ekonomi dan Sekolah Tinggi Hukum.

5.      Tanda hubung ( – )
                                                             a.      Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Bandingkan:
1.      Tigapuluh-dua-pertiga (30 2/3) dan tigapuluhdua- pertiga (32/3)
2.      Mesin-potong tangan (mesin potong yang digunakan dengan tangan) mesin potong-tangan (mesin khusus untuk memotong tangan).
                                                            b.      Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan
1.      se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital,
2.      ke- dengan angka,
3.      angka dengan –an,
4.       dan singkatan huruf dengan imbuhan atau kata.

6.      Tanda pisah (-)
Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus diluar bangun kalimat, menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas dan dipakai di antara dua bilangan atau tunggal yang berarti ‘sampai dengan’ atau diantara dua nama kota yang berarti ‘ke’ atau ‘sampai’. Panjangnya dua ketukan. Misalnya:
                                                             a.      Kemerdekaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai-diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
                                                            b.      Pemerintah Orde Baru tahun 1966-sekarang.
                                                             c.      Bus Kramajati jurusan Banjar-Jakarta.
                                                            d.      (Moeliono,1980:15-31)

7.      Tanda petik (“_”)
Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung, judul syair, karangan, istilah yang mempunyai arti khusus atau kurang dikenal. Misalnya:
                                                             a.      Kata Hasan, “Saya ikut.”
                                                            b.      Sajak “Aku” karangan Chairil Anwar.
                                                             c.      Ia memakai celana “cutbrai.”

8.      Tanda petik tunggal (‘_’)
Tanda petik tunggal mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing. Misalnya:
                                                             a.      Lailtul Qadar ‘malam bernilai’

9.      Tanda Elipsis (…)
                                                             a.      Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus Misalnya:
1.      Kalau begitu …ya, marilah kita bergerak.
                                                            b.      Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan. Misalnya:
1.      Sebab-sebab kemerosotan …akan diteliti lebih lanjut.

10.  Tanda Tanya (?)
Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Tanda Tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Misalnya:
                                                             a.      Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
                                                            b.      Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

11.  Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan ataupun rasa emosi yang kuat. Misalnya:
                                                             a.      Alangkah seramnya peristiwa itu! 
                                                            b.      Bersihkan kamar itu sekarang juga!

12.  Tanda Kurung ((…))
                                                             a.      Tanda kurung yang mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
                                                            b.      Tanda kurung yang mengapit tambahan keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.

13.  Tanda Kurung Siku ([...])
                                                             a.      Tanda kurung siku mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
                                                            b.      Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.

14.  Tanda Garis Miring ( / )
Tanda garis miring dipakai didalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.

15.  Tanda Penyingkat atau Apostrof ( ‘ )
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.

Sumber :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Macam - Macam Organisasi

Membuat Garis Horizontal, Vertikal, dan Diagonal

8 Proses Alur Proses Grafik Komputer 3D